Rabu, 14 Januari 2009

Menikmati Tahun Baru kita

PRESS RELEASE
Karnaval Ta’aruf Menyambut Tahun Baru Hijriyah
Untuk diberitakan hari Selasa 29 Desember 2008
Subject : Karnaval Ta’aruf KAMMI Magelang, Fosrem, Ponpes Tidar bersama TPA se-Magersari Magelang
C.P : Agung Nugroho/ Koordinator Pawai Taaruf

Bulan Muharram (bulan yang disucikan) adalah bulan yang mengawali tahun baru hijriyah . Bulan yang menghentak batin kita untuk segera mengenang peristiwa besar dalam sejarah Islam. Sejarah hijrahnya Rasulullah Saw.dari Makkah menuju Madinah. Perjalanan hijrah yang mengawali tonggak perubahan dan kesuksesan besar dalam perjuangan dakwah Rasulullah Saw. Perjuangan yang penuh kegetiran, darah dan linangan air mata.
Hijrah dalam bahasa arab biasa dimaknai dengan "berpindah dari suatu ke tempat lain" atau "meninggalkan suatu perbuatan", dapat di pahami menjadi hijrah lahiriyah dan hijrah maknawiyah. Pertama, hijrah lahiriyah bermakna pindah dari suatu tempat ke tempat yang lebih baik, untuk mempertahankan atau menegakkan agama Allah. Kedua, hijrah maknawi. Yaitu meninggalkan suatu perbuatan yang dilarang Allah Swt. sebagaimana dikuatkan oleh sebuah hadits Rasulullah Saw. yang diriwayatkan Imam Bukhari. “Orang yang berhijrah itu ialah orang yang meninggalkan apa yang dilarang Allah Swt". Hijrah maknawiyah ini merupakan kewajiban setiap muslim kapan dan di manapun.
Munculnya gagasan menjadikan "hijrah" sebagai permulaan tahun Islam muncul di zaman pemerintahan khalifah Umar bin Khathab r.a. Hal ini didasarkan atas pertimbangan perlunya menentukan perhitungan tahun Islam secara mandiri. Gagasan dilontarkan oleh sahabat Ali bin Abi Thalib ra. yang kemudian disepakati para sahabat. Kemuadian Khalifah Umar pun menetapkan hijrah sebagai permulaan tahun Islam. Cyril Glasse menerangkan hitungan tahun hijriah didasarkan pada perhitungan bulan (awal pemunculan cahaya bulan), hitungannya dimulai saat terbenamnya Matahari pada akhir hari sebelum 1 Muharam.
“Pawai Taaruf 1 Muharram bersama anak – anak TPA merupakan momen pembelajaran sejak dini kepada mereka bahwa Islam memiliki perayaan tahun baru sendiri, diharapkan tingkat kepedulian dan kesadaran masyarakat, terutama para orang tua untuk menjadikan tahun baru ini sebagai momentum perubahan yang lebih baik”ujar Agung Nugroho selaku koordinator Pawai sekaligus sekretaris KAMMI Magelang.
"Marilah peringatan Tahun Baru Hijriyah ini kita rayakan dengan khidmat dan penuh makna. Lebih baik bagi kita untuk menyambut pergantian tahun ini dengan `Muhasabah` yakni dengan melakukan evaluasi, introspeksi dan refleksi dan tidak dengan pesta pora dan hura-hura." Tambahnya,
Ketua TPA Nur Madani, Arif Windarto, S.P.d juga menambahkan bahwa Selain Karnaval Taaruf, KAMMI Magelang, Fosrem, Ponpes Tidar bersama TPA seMagersari menggelar lomba mewarnai yang diikuti oleh seluruh anak TPA se-Magersari dan dilanjutkan pengajian santri.
Karnaval Ta’aruf dilaksankaan pada hari Ahad, 28 Desember 2008 jam 07.00 start dari Halaman kantor SAMSAT Kota Magelang kemudian berjalan melewati jalan Ikhlas menuju Shooping kemudian melewati Gapuro Magersari masuk Perumaham Magersari dan Finish di Terminal Lama, sembari istirahat dilanjutkan dengan Tausiyah dari Ust. Wahyono dan diakhiri dengan lomba mewarnai santri TPA peserta Karnaval. Karnaval ini diikuti oleh Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Magelang, Fosrem (Forum Silaturahmi Remaja Masjid) Pondok Pesantren Tidar dan puluhan anak – anak TPA se-Magersari Magelang. Sepanjang perjalanan karnaval, seluruh peserta menyanyikan lagu-lagu islami dan diakhiri dengan lomba mewarnai & Pengajian Santri


Magelang, 28 Desember 2008
Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia


Agung Nugroho
Koordinator Karnaval Taaruf

PERNYATAAN SIKAP SM3P2

PERNYATAAN SIKAP SM3P2
(Solidaritas Mahasiswa Muslim Magelang Peduli Palestina)
Atas Pengeboman Zionis Israel di Jallur Gaza
Hari kelam dan berdarah yang belum pernah terjadi di Palestina' sejak 41 tahun terakhir. akibat serangan militer zionis Israel yang tak berhenti hingga kini. Selama hari Sabtu (27/12) 230 orang Palestina gugur syahid dan sekitar 750 lainnya luk - luka. 200 diantaranya luka serius.
Lebih dari seratus pesawat tempur jenis F16 milik israel. Sabtu (27/12 ) terus melakukan serangan udara ke seluruh wilayah Jalur Gaza dengan target 50 sasaran. Serangan ini bersamaan dengan terputusnya aliran listrik ke Jalur Gaza. berbagai jenis obat-obatan langka di rumah-rumah sakit. Bahan bahan bakar habis dan suplai makanan mengalami kelangkaan.
Memasuki hari ketiga selasa (29/12) Tank – tank Israel mulai terlihat berkumpul di wilayah perbatasan Gaza diyakini Israel akan memulai serangan darat. tercatat 318 orang gugur syahid, 57 diantaranya anak – anak dan muslimah dan sedikitnya 1400 warga terluka ini bukti kekejaman tentara kera zionis Israel.
Mancermati hal tersebut di atas. Maka Soridaritas Mahasiswa Muslim Magelang Peduli Palestina ( SM3P2 ) menyatakan sikap sebagai berikut :
Mengutuk keras tindakan Zonis Israel yang telah melakukan pembantaian terancana kapada rakyat Gaza yang tidak berdosa.
Menyerukan kepada Pemerintah Republik Indonesia untuk bertindak cepat menghentikan serangan Zionis Israel ke Gaza rnelalui jalur politik di Parserikatan Bangsa - Bangsa (PBB), OKI dan Lembaga Internasional lainnya serta sagera memfasilitasi bantuan Rakyat Indonesia agar sampai ke Gaza.
Mendesak pemimpin Arab dan Islam untuk segera menghentikan serangan brutal Zonis lsrael dan segera mengirim bantuan yang dibutuhkan Rakyat Gaza.
Menyerukan kepada seluruh Kaum Muslimin dimanapun berada untuk Segera melakukan solidaritas terhadap rakyat Palestina dengan Doa Qunut Nazilah dan bantuan moral maupun material
Semoga Allah membantu dan memberikan kemenangan kepada hamba – ­hamba Nya yang berjuang dijalanNya

Magelang. Selasa, 2 Muharram 1430 H
30 Desember 2008 M

Atas Nama Mahasiswa





Abdurrochman W Ito Gunawan
Ketua KAMMI Magelang Ketua UKAI “Ar - Ribath” UTM


CP : KAMMI (085228218351)
UKAI “Ar-Ribath” UTM (085643660146)

SERUAN AKSI HARI IBU

“Kesehatan Reproduksi untuk Masa Depan yang Lebih Baik”

Abstraksi
Sebagai upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, berbagai upaya tengah dilakukan oleh banyak kalangan. Permulaan yang baik dengan memperhatikan kesehatan ibu merupakan salah satu bagian dalam rangka membentuk dan melahirkan generasi yang berkualitas.

Data yang tercatat di Biro Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa, angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tergolong tinggi sebesar 262 per 100 ribu kelahiran hidup pada tahun 2005. Sedangkan Laporan Pembangunan Manusia tahun 2000 menyebutkan AKI di Malaysia jauh di bawah Indonesia yaitu 41 per 100 ribu kelahiran hidup, Singapura 6 per 100 ribu kelahiran hidup, Thailand 44 per 100 ribu kelahiran hidup, dan Filiphina 170 per 100 ribu kelahiran hidup. Padahal, tahun 2000 itu AKI masih berkisar di angka 307 per 100 ribu kelahiran hidup. Bahkan, Indonesia kalah dibandingkan Vietnam, Negara yang belum lama merdeka, yang memiliki AKI 160 per 100 ribu kelahiran hidup, padahal di negara maju AKI adalah 10 per 100 ribu kelahiran hidup.

Melalui aksi peringatan Hari Ibu ini, diharapkan tingkat kepedulian dan kesadaran masyarakat terhadap ibu, terutama pada kesehatan reproduksi perempuan, menjadi lebih baik. Berdasarkan informasi kesehatan, kematian ibu yang utama disebabkan oleh pendarahan, tingkat yang kedua adalah eklampsia lalu infeksi. Semua hal ini bertanggung jawab terhadap hampir 70 persen kematian ibu yang merupakan penyebab langsung. Aborsi tidak aman juga memberi porsi pada angka kematian ibu. Risiko kematian ibu melahirkan juga diperburuk dengan adanya penyakit yang mungkin diderita ibu hamil seperti tuberkulosis, HIV/AIDS, anemia, dan malaria. Laporan Depkes mengata¬kan, prevalensi anemia pada ibu hamil masih sangat tinggi, yaitu 51 persen. Ditambah lagi dengan daftar kemiskinan yang ternyata penyebab utama alasan masyarakat menomorduakan kesehatan.

Adalah pemerintah yang memiliki kewenangan dalam mengambil kebijakan untuk menyehatkan masyarakatnya terutama kesehatan ibu, telah berusaha menekan AKI ini. Beberapa usaha yang dilakukan nampaknya bagaikan menekan pegas. Meskipun usaha tersebut tidak dapat dikatakan sia-sia, namun tanpa dukungan banyak pihak tidak mungkin AKI ini dapat ditekan. Peranan pemerintah memberikan fasilitas kesehatan yang adil dan terjangkau merupakan langkah positif untuk mewujudkan generasi yang berkualitas.

Tuntutan pada Pemerintah
Berdasarkan hal-hal tersebut maka KAMMI menuntut Pemerintah untuk melaksanakan tanggungjawabnya dalam bidang kesehatan secara maksimal, antara lain:

Pemerintah wajib menjamin ketersediaan sarana informasi dan sarana pelayanan kesehatan reproduksi yang aman, bermutu, dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
Bertanggungjawab atas tersedianya akses terhadap informasi, edukasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan secara merata tanpa terkecuali bagi seluruh lapisan masyarakat.
Bertanggungjawab menjamin tersedianya sumber daya di bidang kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat untuk memperoleh derajat kesehatan yang optimal.
Bertanggungjawab menjamin tersedianya lingkungan, tatanan, fasilitas kesehatan baik fisik maupun sosial bagi masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.

SERUAN AKSI HARI IBU

“Kesehatan Reproduksi untuk Masa Depan yang Lebih Baik”

Abstraksi
Sebagai upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, berbagai upaya tengah dilakukan oleh banyak kalangan. Permulaan yang baik dengan memperhatikan kesehatan ibu merupakan salah satu bagian dalam rangka membentuk dan melahirkan generasi yang berkualitas.

Data yang tercatat di Biro Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa, angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tergolong tinggi sebesar 262 per 100 ribu kelahiran hidup pada tahun 2005. Sedangkan Laporan Pembangunan Manusia tahun 2000 menyebutkan AKI di Malaysia jauh di bawah Indonesia yaitu 41 per 100 ribu kelahiran hidup, Singapura 6 per 100 ribu kelahiran hidup, Thailand 44 per 100 ribu kelahiran hidup, dan Filiphina 170 per 100 ribu kelahiran hidup. Padahal, tahun 2000 itu AKI masih berkisar di angka 307 per 100 ribu kelahiran hidup. Bahkan, Indonesia kalah dibandingkan Vietnam, Negara yang belum lama merdeka, yang memiliki AKI 160 per 100 ribu kelahiran hidup, padahal di negara maju AKI adalah 10 per 100 ribu kelahiran hidup.

Melalui aksi peringatan Hari Ibu ini, diharapkan tingkat kepedulian dan kesadaran masyarakat terhadap ibu, terutama pada kesehatan reproduksi perempuan, menjadi lebih baik. Berdasarkan informasi kesehatan, kematian ibu yang utama disebabkan oleh pendarahan, tingkat yang kedua adalah eklampsia lalu infeksi. Semua hal ini bertanggung jawab terhadap hampir 70 persen kematian ibu yang merupakan penyebab langsung. Aborsi tidak aman juga memberi porsi pada angka kematian ibu. Risiko kematian ibu melahirkan juga diperburuk dengan adanya penyakit yang mungkin diderita ibu hamil seperti tuberkulosis, HIV/AIDS, anemia, dan malaria. Laporan Depkes mengata¬kan, prevalensi anemia pada ibu hamil masih sangat tinggi, yaitu 51 persen. Ditambah lagi dengan daftar kemiskinan yang ternyata penyebab utama alasan masyarakat menomorduakan kesehatan.

Adalah pemerintah yang memiliki kewenangan dalam mengambil kebijakan untuk menyehatkan masyarakatnya terutama kesehatan ibu, telah berusaha menekan AKI ini. Beberapa usaha yang dilakukan nampaknya bagaikan menekan pegas. Meskipun usaha tersebut tidak dapat dikatakan sia-sia, namun tanpa dukungan banyak pihak tidak mungkin AKI ini dapat ditekan. Peranan pemerintah memberikan fasilitas kesehatan yang adil dan terjangkau merupakan langkah positif untuk mewujudkan generasi yang berkualitas.

Tuntutan pada Pemerintah
Berdasarkan hal-hal tersebut maka KAMMI menuntut Pemerintah untuk melaksanakan tanggungjawabnya dalam bidang kesehatan secara maksimal, antara lain:

Pemerintah wajib menjamin ketersediaan sarana informasi dan sarana pelayanan kesehatan reproduksi yang aman, bermutu, dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
Bertanggungjawab atas tersedianya akses terhadap informasi, edukasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan secara merata tanpa terkecuali bagi seluruh lapisan masyarakat.
Bertanggungjawab menjamin tersedianya sumber daya di bidang kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat untuk memperoleh derajat kesehatan yang optimal.
Bertanggungjawab menjamin tersedianya lingkungan, tatanan, fasilitas kesehatan baik fisik maupun sosial bagi masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.

Kekuatan besar itu mahasiswa !!!

“…lebih baik Indonesia tenggelam ke dasar lautan
daripada menjadi embel-embel bangsa lain...”
(Bung Hatta, Den Haag, 1928)
Selamat datang musa – musa baru, sebuah symbol perlawanan melawan tirani fir’aun (Orde). Mahasiswa menjadi sebuah kekuatan yang fenomena memukau dan cukup dahsyat untuk mengalahkan sebuah kemandegan berfikir, dan butuh keberanian melawan. Setiap perjuangan dan perlawanan pasti akan ada sebuah kekuatan baru yang mampu mengetarkan sebuah tirani. Melawan adalah sebuah simbol kekritisan membaca fenomena, memaknai perlawanan bukan sekedar dengan simbol kekerasan, kekuatan muda adalah sebuah kekuatan dahsyat yang mampu merobohkan sebuah rezim, kekuatan – kekuatan itulah menjadi spirit sebuah perubahan bangsa.
Mari melawan !!! dua kata yang patut kita ucapkan pada kondisi kampus yang sedang menikmati ketertindasan berfikir mahasiswa, laborat intelektual yang seharusnya menjadi wadah berfikir kritis mahasiswa kini lebih banyak terkikis oleh budaya hedonisme, konsumerisme, sifat apatis, dan penyakit mahasiswa lainnya. Mahasiswa lebih asyik menikmati dugem daripada diskusi & baca buku, kita sebagai mehasiswa lebih asyik nongkrong yang tak berarti daripada nongkrong diisi diskusi, disadari ataupun tidak kondisi ini memang sulit kita bendung, siapa yang bertanggung jawab terhadap kondisi kampus ini? menjadi PR kita bersama (Dosen, Mahasiswa, Rektorat) ketika kita akan merubah kultur kampus.
Para nabi mengajarkan tradisi melawan kepada umatnya, sebut saja Nabi Musa AS simbol sebuah perlawanan, yang merupakan tradisi sangat baik yang digambarkan dalam Al Quran yaitu ketika bayi Musa yang diselamatkan dari sungai serta dirawat dan dibesarkan oleh Fir’aun dikemudian hari justru melakukan perlawanan. Fir’aun adalah ayah angkat Nabi Musa AS tapi Nabi Musa AS tidak sama sekali memiliki hambatan psikologis untuk melawan fir’aun yang memang kecongkakan dan kesewenang – wenangannya sudah begitu keterlaluan.
Melawan bukan berarti memberontak, melawan kita maknai sebagai satu langkah pasti kita menuju sebuah perubahan, jangan heran jika Negara – Negara poros setan – Iran, Venezuela, Bolivia dll – yang dikatakan George W Bush ternyata mampu bertahan dan bahkan mampu menjadi bangsa mandiri, karna apa? Mereka berani melawan hegemoni Amerika yang begitu angkuh dihadapan dunia. Indonesia negeri tanah surga, rempah – rempah dan semuanya ada di negara ini tapi ternyata Negara ini masih miskin, petani tetap miskin yang kaya hanya para pemilik modal, pasti ada yang salah urus negeri ini?. Jangan berfikir untuk memajukan bangsa ini jika dalam hal ini kita sebagai pemuda / mahasiswa masih enggan berfikir tentang kondisi masyarakat. Menjadi seorang aktivis pergerakan mahasiswa adalah satu alternative yang cukup relevan ketika kita sedang menikmati ketertindasan ini.
Mahasiswa adalah simbol sebuah kekuatan muda, kekuatan profetik yang mampu menggerakkan segala potensi untuk melakukan perubahan. Membaca fenomena yang hadir hari ini adalah satu konsekwensi logis kaum intelektual yang bukan hanya berwacana tapi juga jangan pernah meremehkan wacana, contoh konkrit adalah lengsernya Alm. H M Soeharto dari tampuk kepemimpinannya adalah berawal dari wacana mahasiswa dari mulut kemulut. Tidak ada satupun pengamat politik yang memprediksikan lengsernya Alm.H M Soeharto dari Kerajaan yang dibangunnya selama berpuluh - puluh tahun, itulah kekuatan kaum Muda (Mahasiswa).
Jangan bermimpi kekuatan muda akan mati, Jas Merah kata Bung Karno, kita tidak boleh melupakan sejarah. Sejarah negeri ini diisi kaum muda tangguh & Visioner mulai dari Budi Oetomo sampai Reformasi dan mahasiswalah yang menjadi mainstream perubahan itu. Perjalanan perubahan itu tidak semudah kita berjalan di jalan Tol, butuh pengorbanan yang tidak sedikit, berapa banyak korban dari mahasiswa & rakyat itulah pengorban yang diberikan pada negeri ini tapi mengapa kita para pewaris negeri ini menghianati jasa – jasa mereka, kita harus sadar bangsa ini akan menjadi bangsa yang gagal (failed state) jika kita tidak melakukan perubahan – perubahan itu.
Jangan bermimpi perubahan itu ada tanpa adanya perlawanan, sosok suci seorang intelectual profetik yang menjadi paradigma KAMMI bukan hanya pandai berwacana tapi mampu membumi menjadi Raushan Fikr dalam pandangan Dr. Ali Syari’ati Mazinani, beliau membedakan Ilmuwan & Raushan Fikr antara lain :
Perbedaan Ilmuwan dan Raushanfikr


Ilmuwan Raushanfikr
Hidup di menara gading, terpisah dari kehidupan rakyat. Hidup bersama rakyatnya

Memahami status quo dan memanfaatkan alam bagi kesejahteraan manusia Mengajarkan mengapa dan bagaimana caranya berubah serta menjawab pertanyaan, “akan menjadi apa kita ini?”
Mengajarkan fakta-fakta Mengajarkan Kebenaran
Mempelajari teori-teori (sosial) dan prinsip-prinsip yang berlaku universal (sains) Memahami dan belajar dari penderitaan batin – budaya dan peradaban - masyarakatnya
Mengemban tanggung jawab objektif
Mengemban tanggung jawab sosial, membawa kepada kesadaran diri

Akhirul kalam, kita sebagai generasi muda mari kita berfikir 5 – 10 tahun yang akan datang akan jadi apa bangsa ini jika kita generasi muda hanya berpangku tangan, berfikirlah tentang kondisi bangsa ini. Kita pewaris negeri ini yang sah jika menjadi hamba – hamba yang shaleh, Disebutkan dalam nash Al-Quran :
Dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini akan di wariskan kepada hamba-hambaKu yang saleh. (Q.S Al- Anbiya : 105)
Ayat diatas merupakan Aksioma sejarah yang tak perlu diragukan kembali. Kepastian sejarah ini sudah mendapat legitimasi tertinggi dari sang maha pencipta alam raya ini.
Wallahu a’lam bishowab

Abdurrochman W _ketua KAMMI Magelang 2008-2009

Kamis, 15 Mei 2008

iftitah

kenyataan adalah rangkaian pikiran yang terjadi