Rabu, 14 Januari 2009

Kekuatan besar itu mahasiswa !!!

“…lebih baik Indonesia tenggelam ke dasar lautan
daripada menjadi embel-embel bangsa lain...”
(Bung Hatta, Den Haag, 1928)
Selamat datang musa – musa baru, sebuah symbol perlawanan melawan tirani fir’aun (Orde). Mahasiswa menjadi sebuah kekuatan yang fenomena memukau dan cukup dahsyat untuk mengalahkan sebuah kemandegan berfikir, dan butuh keberanian melawan. Setiap perjuangan dan perlawanan pasti akan ada sebuah kekuatan baru yang mampu mengetarkan sebuah tirani. Melawan adalah sebuah simbol kekritisan membaca fenomena, memaknai perlawanan bukan sekedar dengan simbol kekerasan, kekuatan muda adalah sebuah kekuatan dahsyat yang mampu merobohkan sebuah rezim, kekuatan – kekuatan itulah menjadi spirit sebuah perubahan bangsa.
Mari melawan !!! dua kata yang patut kita ucapkan pada kondisi kampus yang sedang menikmati ketertindasan berfikir mahasiswa, laborat intelektual yang seharusnya menjadi wadah berfikir kritis mahasiswa kini lebih banyak terkikis oleh budaya hedonisme, konsumerisme, sifat apatis, dan penyakit mahasiswa lainnya. Mahasiswa lebih asyik menikmati dugem daripada diskusi & baca buku, kita sebagai mehasiswa lebih asyik nongkrong yang tak berarti daripada nongkrong diisi diskusi, disadari ataupun tidak kondisi ini memang sulit kita bendung, siapa yang bertanggung jawab terhadap kondisi kampus ini? menjadi PR kita bersama (Dosen, Mahasiswa, Rektorat) ketika kita akan merubah kultur kampus.
Para nabi mengajarkan tradisi melawan kepada umatnya, sebut saja Nabi Musa AS simbol sebuah perlawanan, yang merupakan tradisi sangat baik yang digambarkan dalam Al Quran yaitu ketika bayi Musa yang diselamatkan dari sungai serta dirawat dan dibesarkan oleh Fir’aun dikemudian hari justru melakukan perlawanan. Fir’aun adalah ayah angkat Nabi Musa AS tapi Nabi Musa AS tidak sama sekali memiliki hambatan psikologis untuk melawan fir’aun yang memang kecongkakan dan kesewenang – wenangannya sudah begitu keterlaluan.
Melawan bukan berarti memberontak, melawan kita maknai sebagai satu langkah pasti kita menuju sebuah perubahan, jangan heran jika Negara – Negara poros setan – Iran, Venezuela, Bolivia dll – yang dikatakan George W Bush ternyata mampu bertahan dan bahkan mampu menjadi bangsa mandiri, karna apa? Mereka berani melawan hegemoni Amerika yang begitu angkuh dihadapan dunia. Indonesia negeri tanah surga, rempah – rempah dan semuanya ada di negara ini tapi ternyata Negara ini masih miskin, petani tetap miskin yang kaya hanya para pemilik modal, pasti ada yang salah urus negeri ini?. Jangan berfikir untuk memajukan bangsa ini jika dalam hal ini kita sebagai pemuda / mahasiswa masih enggan berfikir tentang kondisi masyarakat. Menjadi seorang aktivis pergerakan mahasiswa adalah satu alternative yang cukup relevan ketika kita sedang menikmati ketertindasan ini.
Mahasiswa adalah simbol sebuah kekuatan muda, kekuatan profetik yang mampu menggerakkan segala potensi untuk melakukan perubahan. Membaca fenomena yang hadir hari ini adalah satu konsekwensi logis kaum intelektual yang bukan hanya berwacana tapi juga jangan pernah meremehkan wacana, contoh konkrit adalah lengsernya Alm. H M Soeharto dari tampuk kepemimpinannya adalah berawal dari wacana mahasiswa dari mulut kemulut. Tidak ada satupun pengamat politik yang memprediksikan lengsernya Alm.H M Soeharto dari Kerajaan yang dibangunnya selama berpuluh - puluh tahun, itulah kekuatan kaum Muda (Mahasiswa).
Jangan bermimpi kekuatan muda akan mati, Jas Merah kata Bung Karno, kita tidak boleh melupakan sejarah. Sejarah negeri ini diisi kaum muda tangguh & Visioner mulai dari Budi Oetomo sampai Reformasi dan mahasiswalah yang menjadi mainstream perubahan itu. Perjalanan perubahan itu tidak semudah kita berjalan di jalan Tol, butuh pengorbanan yang tidak sedikit, berapa banyak korban dari mahasiswa & rakyat itulah pengorban yang diberikan pada negeri ini tapi mengapa kita para pewaris negeri ini menghianati jasa – jasa mereka, kita harus sadar bangsa ini akan menjadi bangsa yang gagal (failed state) jika kita tidak melakukan perubahan – perubahan itu.
Jangan bermimpi perubahan itu ada tanpa adanya perlawanan, sosok suci seorang intelectual profetik yang menjadi paradigma KAMMI bukan hanya pandai berwacana tapi mampu membumi menjadi Raushan Fikr dalam pandangan Dr. Ali Syari’ati Mazinani, beliau membedakan Ilmuwan & Raushan Fikr antara lain :
Perbedaan Ilmuwan dan Raushanfikr


Ilmuwan Raushanfikr
Hidup di menara gading, terpisah dari kehidupan rakyat. Hidup bersama rakyatnya

Memahami status quo dan memanfaatkan alam bagi kesejahteraan manusia Mengajarkan mengapa dan bagaimana caranya berubah serta menjawab pertanyaan, “akan menjadi apa kita ini?”
Mengajarkan fakta-fakta Mengajarkan Kebenaran
Mempelajari teori-teori (sosial) dan prinsip-prinsip yang berlaku universal (sains) Memahami dan belajar dari penderitaan batin – budaya dan peradaban - masyarakatnya
Mengemban tanggung jawab objektif
Mengemban tanggung jawab sosial, membawa kepada kesadaran diri

Akhirul kalam, kita sebagai generasi muda mari kita berfikir 5 – 10 tahun yang akan datang akan jadi apa bangsa ini jika kita generasi muda hanya berpangku tangan, berfikirlah tentang kondisi bangsa ini. Kita pewaris negeri ini yang sah jika menjadi hamba – hamba yang shaleh, Disebutkan dalam nash Al-Quran :
Dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini akan di wariskan kepada hamba-hambaKu yang saleh. (Q.S Al- Anbiya : 105)
Ayat diatas merupakan Aksioma sejarah yang tak perlu diragukan kembali. Kepastian sejarah ini sudah mendapat legitimasi tertinggi dari sang maha pencipta alam raya ini.
Wallahu a’lam bishowab

Abdurrochman W _ketua KAMMI Magelang 2008-2009

Tidak ada komentar: